Sabtu, 21 April 2012

ALLAHPUN MENGORBANKAN DIRINYABerkorban adalah memberikan sesuatu yang sangat berharga atau yang sangat kita sayangi orang lain. Orang yang rela berkorban biasanya didasari oleh perasaan kasih yang mendalam, sehingga tidak bisa tidak ia harus berkorban, entah itu dalam bentuk harta, kekayaan, kedudukan atau bahkan nyawanya sendiri.demi Sebuah kisah dari negeri Jepang saya ambil sebagai contohnya. Seorang petani tua baru saja memanen padinya dan menumpuknya menjadi sebuah tumpukan yang tinggi menyerupai sebuah bukit kecil. Hasil panen kali ini begitu melimpah sehingga bisa membuatnya kaya bila itu dijualnya. Rumah dan lahan pertanian petani ini terletak di dataran yang tinggi di atas sebuah desa nelayan yang terhampar di pantai. Suatu senja, gempa bumi menggoncang daerah itu, tetapi penduduk pantai yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak begitu mempedulikannya. Sedangkan petani tua yang rumahnya berada di ktinggian, setelah gempa itu, memandang ke arah laut dan melihat bahwa air di kaki langit tampak gelap dan mengerikan. Ia segera tahu bahwa itu pertanda gelombang pasang yang besar akan segera melanda desa yang berada di tepi pantai. “Cepat ambilkan obor!” teriak petani itu kepada cucunya. Tanpa pikir panjang ia segera membakar tumpukan padi yang baru saja dipanennya itu. Penduduk desa yang melihat kebakaran itu segera membunyikan lonceng tanda kebakaran. Berbondong-bondong penduduk desa menuju rumah petani tua itu untuk membantu memadamkan kobaran api yang begitu besar dan menyelamatkan hasil panennya. Tetapi sesampai di atas, petani itu malah menyambut mereka sambil berteriak dengan tangannya menunjuk ke arah pantai, “Lihat, lihat!” Orang-orang berpaling ke belakang dan melihat gelombang besar mengejar mereka. Ketika gelombang itu menghantam pantai desa kecil mereka porak poranda dibuatnya. Tetapi, karena petani tua itu mengorbankan hasil panennya, lebih dari 400 orang diselamatkan. Petani tua itu sengaja membakar hasil panennya agar warga desa mengira terjadi kebakaran dan datang membantunya, dengan demikian mereka selamat dari terjangan gelombang pasang. Allah rela meninggalkan tahta kemuliaan-Nya dan menyerahkan diri-Nya sebagai penebusan dosa, dengan tergantung di salib. Anda tahu begitu besar kasih-Nya kepada kita? Tanpa menyayangkan nyawa-Nya, Tuhan Yesus membiarkan dirinya dipakukan di kayu salib, agar Anda dan saya yang memandang pada salib dan karya penebusan dosa itu, terselamatkan dari ancaman hukuman kekal. Tanpa pengorbanan diri-Nya, bisa dipastikan tak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal - Yohanes 3:16. (Yd)

Berkorban adalah memberikan sesuatu yang sangat berharga atau yang sangat kita sayangi orang lain. Orang yang rela berkorban biasanya didasari oleh perasaan kasih yang mendalam, sehingga tidak bisa tidak ia harus berkorban, entah itu dalam bentuk harta, kekayaan, kedudukan atau bahkan nyawanya sendiri.demi

Sebuah kisah dari negeri Jepang saya ambil sebagai contohnya. Seorang petani tua baru saja memanen padinya dan menumpuknya menjadi sebuah tumpukan yang tinggi menyerupai sebuah bukit kecil. Hasil panen kali ini begitu melimpah sehingga bisa membuatnya kaya bila itu dijualnya. Rumah dan lahan pertanian petani ini terletak di dataran yang tinggi di atas sebuah desa nelayan yang terhampar di pantai.

Suatu senja, gempa bumi menggoncang daerah itu, tetapi penduduk pantai yang sudah terbiasa dengan hal itu tidak begitu mempedulikannya. Sedangkan petani tua yang rumahnya berada di ktinggian, setelah gempa itu, memandang ke arah laut dan melihat bahwa air di kaki langit tampak gelap dan mengerikan. Ia segera tahu bahwa itu pertanda gelombang pasang yang besar akan segera melanda desa yang berada di tepi pantai.

“Cepat ambilkan obor!” teriak petani itu kepada cucunya. Tanpa pikir panjang ia segera membakar tumpukan padi yang baru saja dipanennya itu.

Penduduk desa yang melihat kebakaran itu segera membunyikan lonceng tanda kebakaran. Berbondong-bondong penduduk desa menuju rumah petani tua itu untuk membantu memadamkan kobaran api yang begitu besar dan menyelamatkan hasil panennya. Tetapi sesampai di atas, petani itu malah menyambut mereka sambil berteriak dengan tangannya menunjuk ke arah pantai, “Lihat, lihat!”

Orang-orang berpaling ke belakang dan melihat gelombang besar mengejar mereka. Ketika gelombang itu menghantam pantai desa kecil mereka porak poranda dibuatnya. Tetapi, karena petani tua itu mengorbankan hasil panennya, lebih dari 400 orang diselamatkan. Petani tua itu sengaja membakar hasil panennya agar warga desa mengira terjadi kebakaran dan datang membantunya, dengan demikian mereka selamat dari terjangan gelombang pasang.

Allah rela meninggalkan tahta kemuliaan-Nya dan menyerahkan diri-Nya sebagai penebusan dosa, dengan tergantung di salib. Anda tahu begitu besar kasih-Nya kepada kita? Tanpa menyayangkan nyawa-Nya, Tuhan Yesus membiarkan dirinya dipakukan di kayu salib, agar Anda dan saya yang memandang pada salib dan karya penebusan dosa itu, terselamatkan dari ancaman hukuman kekal. Tanpa pengorbanan diri-Nya, bisa dipastikan tak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal - Yohanes 3:16. (Yd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar