Sabtu, 21 April 2012

Doktrin Dosa

Doktrin Dosa PENGETAHUAN DASAR ALKITAB: DOKTRIN DOSA Teks: Roma 3 : 10-23 APAKAH DOSA ITU? Kamus “Chamber’ Twentieth Century” mendefinisikan dosa sebagai: “PERLAWANAN/PERGOLAKAN MORAL ATAU KETIDAK-SEMPURNAAN/KETIDAK-MAMPUAN UNTUK MEMENUHI SYARAT TERTENTU.” Definisi tersebut tidak popular/umum di masyarakat dan jarang muncul dalam surat-surat kabar atau literatur populer/umum. Pada saat kata tersebut digunakan, sering dipakai untuk menerangkan a-susila/ kebejatan moral dalam seksual. Akan tetapi Dosa mempunyai arti lebih dari itu. Kenyataannya dosa menyentuh setiap sendi kehidupan manusia. Secara sederhana, Dosa adalah suatu PELANGGARAN dan juga KETIDAK-SEMPURNAAN. Baik pelanggaran maupun ketidak-sempurnaan, kedua-duanya dalam kondisi melanggar HUKUM ALLAH. Seseorang yang melanggar HUKUM ALLAH adalah seorang berdosa, dan berhadapan dengan hukuman/ganjaran dari HUKUM tersebut. Dalam masyarakat, seorang yang melanggar hukum dinyatakan dalam keadaan bermasalah. Sama seperti jika seseoraang melanggar HUKUM ALLAH, ia juga dalam keadaan bermasalah – masalah yang sangat serius. Ia tidak akan memiliki damai sampai pelanggaran diperbaiki. DOSA adalah kenyataan hidup yang harus kita hadapi. Berpura-pura seperti dosa itu tidak ada, atau mengabaikan dosa dalam pola berpikir, tidak bisa membantu. Kita harus serius memikirkannya karena dosa berhubungan dengan kita semua. DOSA MERUPAKAN SUATU PELANGGARAN Melanggar adalah melebihi atau melewati batas yang bukan haknya. Beberapa contoh dari kehidupan sehari-hari akan memperjelas hal ini: Kita tahu bahwa LAMPU MERAH di jalan raya: tidak diperbolehkan jalan terus. Setiap tanda itu merupakan hukum pembatasan: jadi itu merupakan batas maximum dan tidak bolehlebih dari itu! Pengendara motor (jika teledor, secara sengaja atau tidak) yang melebihi batas maximum yang ada dianggap telah melanggar hukum. Ia telah melakukan pelanggaran dan bisa ditindak HUKUM. Demikian juga HUKUM ALLAH mempunyai batasan-batasan dan larangan-larangan yang mana tidak boleh dilanggar. Jika melewati batasan-batasan itu maka itu berarti pelanggaran atau DOSA. Kita akan melihat secara singkat tentang pleanggaran-pelanggaran HUKUM ALLH. DOSA ADALAH KETIDAKMAMPUAN MEMENUHI SYARAT TERTENTU ATAU KETIDAKSEMPURNAAN Suatu ketidak-mampuan memenuhi syarat tertentu berarti tidak memenuhi persyaratan hukum. Orang itu “tidak memenuhi syarat yang diminta.” Beberapa contoh dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan keterangan lebih jelas mengenai hal ini. Jalan-jalan tertentu di Amerika mempunyai batas minimum kecepatan 50 Mil per jam. Setiap kendaraan yang kedapatan berkecepatan kurang dari 50 Mil per jam akan ditangkap. Dan ini merupakan ketidakmampuan pengendaranya untuk memenuhi syarat yang ditentukan. Contoh lain adalah mengendarai kendaraan pada malam hari tanpa menyalakan lampu, menggunakan radio atau televisi tanpa ijin resmi, tidak melaporkan pendapatan dengan maksud menghindari pajak. Semuanya itu merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi syarat yang diminta. Sama dengan Hukum Allah: tidak melakukan apa yang harus dilakukan adalah DOSA. Firman Tuhan berkata bahwa “semua ketidak-benaran adalah dosa” (1 Joh 5:17). Setiap kesalahan adalah DOSA. Setiap perbuatan atau perlakuan yang tidak sempurna adalah DOSA. ASAL-USUL DOSA Dalam pelajaran mengenai “MANUSIA” kita telah melihat bahwa manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa ALLAH (benar, murni dan mahluk tidak bercacat). Dalam keadaan sempurna ini, ALLAH menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Kemudian ALLAH meletakan hukum untuk menguji kesetiaan dan ketaaatan. “Setiap buah taman ini boleh engkau boleh makan sesukanya, tetapi buah berpengetahuan baik dan jahat tidak boleh engkau makan; dan jika engkau memakannya maka engkau akan mati” (Kej. 2:16-17). Di dalam taman ini datanglah penggoda, yaitu Setan. Ia adalah malaikat Lucifer yang jatuh dan dihukum Tuhan, dan merupakan musuh ALLAH nomor satu. Dengan tipu dayanya, ia menyebabkan orangtua kita yang pertama melanggar hukum Allah. Keragu-raguan, ketidakpuasan, sombong, mementingkan sendiri, ketidaktaatan, pemeberontakan merupakan langkah mundur yang mengarah pada kejatuhan Adam dan Hawa. Pemberontakan ini memutuskan hubungan Allah dengan manusia. Mulai pada saat itu, proses kematian terjadi. “Sebab itu sama seperti dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena itu semua orang telah berbuat dosa” (Rom. 5:12) Mulai pada awal pemberontakan Adam, benih dosa menurun kepada semua umat manusia, hingga seorang bayi yang baru lahir sudah dinodai dengan dosa. Raja Daud mengenal “dosa awal” ini ketika ia menulis Maz. 51:5, “Sesunggguhnya, dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Fakta dosa awal ini jelas terlihat dalam kecenderungan manusia terhadap cemburu, temperamen buruk, ganas, perbuatan dosa walaupun tanpa diajari oleh orang dewasa. DOSA ADALAH BERSIFAT UMUM Alkitab berkata “Semua telah berdosa …” (Rom. 3:23). “TIDAK ADA YANG BENAR, TIDAK SEORANGPUN” (Rom. 3:10). Tidak ada pengecualian. Banyak orang tidak akan setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Beberapa orang akan merasa terhina dan tidak adil atas pernyataan itu. Inilh sifat manusia yang merasa bahwa ia secara keseluruhan “tidaklah buruk”. Kenyataan ini jelas ketika kita memiliki kecenderungan memperbandingkan diri kita dengan orang yang kelihatannya “bobrok” dan “pelaku dosa.” Oleh karena itu, kita cenderung berkata, “saya tentunya lebih baik dari mereka” atau “saya cukup baik.” Akan tetapi penilaian itu bersifat subjektif dan tidak lengkap. Jika seseorang dibiarkan menentukan standarnya sendiri dan menjadi hakim bagi dirinya sendiri, maka semua mayarakat di dunia ini akan jatuh dalam kekacauan dan tidak membutuhkan hokum serta tidak memiliki standar moral dan keadilan. Jika demikian tak satupun manusia yang berfikiran benar mau hidup dan tinggal dalam masyarakat seperti itu. Jika mau mengerti masalah DOSA, kita harus mengambil pendekatan yang benar. Kita harus mempunyai standar yang benar dan hakim yang cakap. Diri sendiri tidak dapat menentukan standar sendiri yang kemudian menjadi hakim sendiri. Kita telah diciptakan Allah dimana Allah itu kudus dan adil. Ia sendiri harus merupakan standar dan hakim kita. Hanya DIA yang sempurna yang dapat menjadi standar kita. Ketika kita dinilai Allah menurut standar kekudusan dan kesempurnaanNya, tak satupun manusia yang bisa standar tersebut. Kita semua gagal dan berdosa. Tidak ada pengecualian dihadapan ALLAH. Mari kita melanjutkan dengan melihat dan menilai diri kita masing-masing menurut standar ALLAH. Untuk melakukan hal ini, mari kita pelajari HUKUM ALLAH, yaitu 10 HUKUM ALLAH. 10 HUKUM/PERINTAH ALLAH (Keluaran 20 :1-17) 1. “Jangan ada padamu allah lain dihadapanKU Ini adalah hukum pertama. Allah datang pertama kali dalam hidup ini. IA adalah PENCIPTA dan SUMBER segala kehidupan. IA adalah ALLAH kita yang mengatur bumi, alam semesta, dan segala isinya. IA adalah PEMBERI semua hal yang baik, PENYEDIA kebutuhan kita sehari-hari. “Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu disurha, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang jahat dan orang baik pula” (Mat. 5:45). Jika semua kebaikan datang dari Dia, bukankah sepatutnya dan masuk akal kita menyatakan terima kasih kitap kepadaNya dalam pelayanan dan penyembahan? Dialah satu-satunya Allah dan tidak ada yang lain. Oleh karena itu hanya DIA yang harus menerima pengabdian dan kasih kita yang tertinggi. ALLAH harus merupakan fokus utama dalam pengabdian kita. IA HARUS MENDAPAT PRIORITAS DALAM HATI DAN HIDUP KITA. Tidak ada orang lain dan tidak ada benda lain yang mengambil ahli posisi itu, meskipun orang terdekat dan orang yang paling kita kasihi, seperti ibu, suami, istri dan anak kita (Mat.10:37). Alangkah besar pelanggarannya, jika ada orang yang menyembah berhala, logam dan kayu, atau memuja manusia, benda dan ambisi. Dengan memprioritaskan orang atau benda dalam pengabdian dan kasih seseorang merupakan pelangggaran HUKUM/PERINTAH PERTAMA ini. Hal-hal lainnya yang masuk dalam kategori ini adalah memprioritaskan uang, ambisi, hobbi, kegemaran, kesenangan, memiliki berhala dan allah-allah palsu, roh jahat yang menguasai hati dan pikiran manusia. Hanya ada SATU ALLAH dan hanya DIALAH seharusnya kita melayani. 2. “Jangan membuat patung yang menyerupai apapun . . . jangan sujud menyembah kepadanya.” HUKUM KEDUA secara spesifik melarang semua jenis berhala. “Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:24). Manusia dalam pemberontakan melawan Allah telah menampakan dirinya sendiri, yaitu dalam pikirannya yang jahat, melayani dewa-dewa sesat dan berhala, dan menggunakan hal-hal tersebut sebagai obyek penyembahan. Kita melihat mereka pada kelenteng-kelenteng, rumah-rumah dan bahkan gereja-gereja. Menghormati dan menghargai Bunda Maria, Rasul dan orang-orang kudus atau berhala adalah pelangaran terhadap PERINTAH/HUKUM ini. 3. “Jangan sebut nama Allah dengan sembarangan” ALLAH adalah maha kuasa dan Penguasa tertinggi. Semua manusia harus menghormati NAMA KUDUSNYA. Dimanapun kita menyebut NAMANYA, harus manyebutNya dalam penghormatan yang tinggi. Ada beberapa orang yang mengunakan nama “ALLAH” dalam percakapan sehari-hari sebagai perkataan biasa, sembarangan dan ceroboh, bahkan kadang-kadang sebagai kata sumpah serapah. Ini semua merupakan pelanggaran HUKUM KETIGA. 4. “Ingatlah dan kuduskan hari Sabat” Allah menciptakan semua ciptaannya dalam enam hari dan menyediakan hari ketujuh sebagai hari peristirahatan. Ini merupakan rancangan dan pola surgawi. Manusia dibentuk sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Oleh karena itu kita harus memenuhi rancangan tersebut dengan mengalokasikan satu hari istirahat pada hari ketujuh. Pada hari seperti ini, MANUSIA harus mengabdikan dirinya dalam malayani ALLAH PENCIPTA. Orang Kristen harus menyediakan hari Minggu sebagai hari istirahat dan persekutuan. ISTIRAHAT artinya menghentikan semua kegiatan rutin sehari-hari, pekerjaan yang menyita hari-hari lainnya dalam semingggu. Hari Minggu itu HARI TUHAN dan seharusnya dijaga dan dipelihara untuk tetap kudus. Pada hari itu, semua kegiatan dan pikiran kita harus diabdikan kepada ALLAH dan KERAJAANNYA. Kita seharusnya mengurangi sebanyak mungkin untuk melakukan pekerjaan yang mana bisa dilakukan pada hari lainnya. Kita juga seharusnya menahan diri dari kegiatan plesir yang sifatnya hanya untuk diri sendiri. Jika kita menyediakan HARI TUHAN sebagai HARI ISTIRAHAT dalam seminggu untuk MELAYANI ALLAH, kita akan menerima berkat istimewa. 5. “Hormatilah Ayahmu dan Ibumu” Orang tua kita di dunia ini merupakan sumber kehidupan fisik, penunjang, pelindung dan membesarkan kita. Sejak dilahirkan, kita mulai menerima kasih, layanan dan pengabdian mereka selama bertahun-tahun. Hutang ini tidak akan pernah bisa dibayarkan terutama hal-hal yang tidak bersifat material. Akan tetapi, walaupun hal ini benar, kita harus mengabdikan diri sebagai ucapan rasa terima kasih kita kepada orang tua kita dengan memberikan hormat, ketaatan dan kasih. Pada saat mereka membutuhkan, kita harus mendukung dan melayani mereka. Melakukan perintah/hukum ini akan membuahkan umur panjang dan merupakan wujud dari berkat Allah di dalamnya. 6. “Jangan membunuh” Hidup setiap manusia berharga dihadapan Allah. Oleh karena itu, tidak seorangpun boleh melakukan sesuatu yang bisa mencelakakan atau menyebabkan kematian. Arti lain dari “Jangan membunuh” adalah pikiran-pikiran benci, kemarahan dan perbuatan jahat. 7. “Jangan berzinah” Dari awalnya, ALLAH telah membentuk pernikahan sebagai hubungan satu laki-laki – satu perempuan seumur hidup. Adam dan Hawa merupakan pola surgawi mengenai pernikahan ini. Dalam ikatan pernikahan, setiap pasangan seharusnya mendapatkan pemenuhan seksual secara wajar, sah dan memuaskan. Ketika hukum ditaati, maka keluarga yang kokoh akan terbentuk dan akan ada damai dan keharmonisan dalam rumah tangga, serta masyarakat menjadi stabil dan kuat. Sebaliknya, ketika Hukum ini diabaikan dengan tindakan seksual yang menentang hokum, maka pasangan itu akan menderita, rumah tangga akan pecah dan masyarakat menjadi tidak stabil. Dalam Alkitab, pelanggaran seksual meliputi: hubungan seksual pra-nikah, hubungan seksual di luar nikah, homoseksual, masturbasi, pornografi, pelacuran, pikiran dan keinginan seksual. Mari kita periksa diri kita secara jujur, seberapa jauh kita telah jatuh dalam perintah Allah ini. 8. “Jangan mencuri” Keinginan memiliki barang orang lain merupakan hal yang sering terjadi dan merupakan keinginan hati secara alami. Ketika keinginan tersebut diwujudkan dalam tindakan maka hal ini menjadi pencurian, misalnya mencuri di toko, perampokan, pencurian, mengelabuhi pajak, membebankan biaya berlebihan, bisnis yang tidak etis, menggaji pegawai dibawah standar, meminjam dengan maksud tidak mengembalikan, dll. Orang-orang Kristen seharusnya memberikan sepersepuluh dari pendapatannya kepada Allah (PEMBERI segala sesuatu yang baik). Mereka yang gagal melakukannya berarti bersalah karena merampok ALLAH (Mal.3:8). 9. “Jangan mengucapkan saksi dusta kepada sesamamu” “Kejujuran adalah kebijaksanaan yang terbaik,” kata pepatah orangtua. Perkataan kita seharusnya “Jika ya hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah katakan tidak” (Mat.5:37). Dalam hati nurani kita selalu ada motif yang jelas dalam berkomunikasi, tanpa dibuat-buat, diselewengkan, dilebih-lebihkan atau memberikan kesan yang salah. Hukum ini mensyaratkan kita untuk terus terang, tepat dalam setiap pernyataan dan jujur dalam motif kita. 10. ”Jangan mengingini barang sesamamu” Keinginan yang tidak benar untuk mendapatkan apa yang bukan milik kita selalu ada dalam hati setiap orang. Mungkin harta tetangga kita, kontrak bisnis, atau istri orang lain. Ketika keinginan ini dilakukan, maka akan menjadi bentuk pencurian dan pencabulan. Firman Allah berkata, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, member keuntungan besar” (1Tim.6:6). Marilah belajar untuk merasa cukup. Dan marilah kita memperioritaskan sesuatu dengan benar. “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya; maka semuanya akan ditambahkanNya padamu” (Mat.6:33). Kita seharusnya tidak mengingini barang-barang di dunia ini. Kita seharusnya hanya mengingini pemberian rohani dari Allah (1 Kor.12:31). Penyelidikan diri sendiri secara jujur dan terus terang dalam terang perintah/hukum Allah akan menunjukan betapa berdosa dan kotornya kita. Pengakuan Rasul Paulus merupakan pengakuan yang terbaik untuk menyatakan kegagalan hakiki, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki yaitu yang baik yang akan aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki yaitu yang jahat yang aku perbuat” (Rom.7:19). AKIBAT PERBUATAN DOSA 1. Dosa mengakibatkan pertentangan dengan Allah. Setelah Adam dan Hawa berdosa, mereka tidak bisa bertemu dengan Allah. Ketika mereka mendengar suaraNya, mereka ketakutan dan bersembunyi. 2. Dosa mengakibatkan konflik dalam diri seseorang. Seperti racun yang mematikan, dosa meracuni seluruh sistem dalam tubuh kita. Hati kita menjadi ternodai dengan dosa, sifat alami menjadi rusak. Kita tidak dapat meakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kita terbebani dengan perasaan bersalah dan tidak memiliki damai. 3. Dosa mengakibatkan konflik dengan yang lainnya. Ketika dosa berkuasa dalam hati kita, hubungan kita dengan yang lain menjadi rusak dan tidak menarik. Konflik terjadi di rumah tangga, masyarakat dan diantara bangsa-bangsa. Akibat dari konflik ini dapat dilihat pada kebrutalan yang terjadi dalam sebuah negari yaitu protes dan perang. Banyak orang berpikir bahwa kematian merupakan akhir dari segalanya, dan kesalahan yang dilakukan akan terlupakan. Namun faktanya tidaklah demikian, Firman Allah berkata, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya sekali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr.9:27). Hari penghakiman akan datang. JALAN KELUARNYA Pada dasarnya DOSA merupakan pelanggaran terhadap ALLAH. Oleh karena itu hanya ALLAH yang dapat menyelesaikan dan membuang pelanggaran itu. Oleh diri sendiri, kita tidak mempunyai kekuatan untuk mengubah atau membuat sesuatu menjadi benar dalam hubungan dengan ALLAH. Alkitab berkata, kita tidak ada kekuatan. Semua usahak ita akan sia-sia, walaupun apa yang terbaik kita lakukan, tidaklah cukup, kebenaran kita sangat kotor dan menjijikan. (Yes.64:6). Tidak ada jalan lain selain Allah menolong orang yang jatuh dalam dosa. “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan Allah. Akan tetapi Allah menunujukan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita; ketika kita masih berdosa” (Rom.5:6, 8). Inilah jalan keluar Allah bagi manusia berdosa. Tidak ada yang cukup baik Untuk membayar dosa kita Hanya Ia yang dapat membuka pintu Surga, Dan mengizinkan kita masuk. Tags: akibat dosa, doktrin dosa, iman, kejahatan manusia, kerusakan manusia, perbuatan dosa5 Related posts • Yesus Mengasihi Kamu (0) • Yesus Memberkati UmatNya (0) • Syarat Mengikuti Perjamuan Kudus (0) • Sakramen Perjamuan Kudus (0) • Sakramen Baptisan Kudus (0) • Hidup Kekal Dan Perbuatan Baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar